REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Mahkamah Konstitusi
Mohammad Mahfud MD menilai pemimpin Indonesia saat ini lahir dari sistem
politik transaksional. Karena itu, menurut dia, sulit mencari pemimpin
yang tegas dan berani menegakkan hukum.
"Politik kita saat ini saling sandera, penegakan hukum seolah transaksi jual beli. Hal itu terjadi karena rusaknya sistem rekrutmen politik yang berdasarkan transaksi politik yang kotor," katanya di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Senin (21/1).
Menurut dia pada dialog kepemimpinan bertajuk 'Kontribusi UII dalam Menyiapkan Pemimpin Bangsa', ke depan perlu dipikirkan bagaimana menata negara ini agar memiliki kepemimpinan kuat.
"Jangan biarkan negara ini mengalami disorientasi, sehingga tidak tahu mau dibawa ke mana, kemudian timbul ketidakpercayaan dan muncul ketidakpatuhan, dan berujung disintegrasi bangsa," katanya.
Ia mengatakan Indonesia mempunyai modal menjadi bangsa besar. Namun pengelolaan dan kepemimpinan bangsa ini kurang tepat, sehingga tampak masalah serius.
Bangsa Indonesia, kata dia, secara ideologi kuat dengan Pancasila yang tidak akan terkalahkan, secara sosiologis juga kuat, terlihat dari solidaritas bangsa yang tinggi, dan sumber daya alam luas, sehingga secara ekonomi kuat, yang pertumbuhannya terbesar kedua di Asia.
"Persoalan yang perlu kita benahi adalah manajemen pemerintahan dan kepemimpinan," kata Guru Besar Fakultas Hukum UII itu.
"Politik kita saat ini saling sandera, penegakan hukum seolah transaksi jual beli. Hal itu terjadi karena rusaknya sistem rekrutmen politik yang berdasarkan transaksi politik yang kotor," katanya di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Senin (21/1).
Menurut dia pada dialog kepemimpinan bertajuk 'Kontribusi UII dalam Menyiapkan Pemimpin Bangsa', ke depan perlu dipikirkan bagaimana menata negara ini agar memiliki kepemimpinan kuat.
"Jangan biarkan negara ini mengalami disorientasi, sehingga tidak tahu mau dibawa ke mana, kemudian timbul ketidakpercayaan dan muncul ketidakpatuhan, dan berujung disintegrasi bangsa," katanya.
Ia mengatakan Indonesia mempunyai modal menjadi bangsa besar. Namun pengelolaan dan kepemimpinan bangsa ini kurang tepat, sehingga tampak masalah serius.
Bangsa Indonesia, kata dia, secara ideologi kuat dengan Pancasila yang tidak akan terkalahkan, secara sosiologis juga kuat, terlihat dari solidaritas bangsa yang tinggi, dan sumber daya alam luas, sehingga secara ekonomi kuat, yang pertumbuhannya terbesar kedua di Asia.
"Persoalan yang perlu kita benahi adalah manajemen pemerintahan dan kepemimpinan," kata Guru Besar Fakultas Hukum UII itu.
Redaktur: Djibril Muhammad
Sumber: Antara
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !